SUARA GARDA | ACEH UTARA Masyarakat yang tinggal diseputaran Cluster I PT PGE (Pema Global Energi) melakukan aksi demo protes terkait terjadi semburan lumpur di dalam area cluster I, Jum’at (11/02/22).
Warga yang terdiri dari 3 Desa sekeliling Cluster I yaitu (warga desa Teungoeh ,Desa Blang ,Desa Dayah dan Desa Kumbang) melakukan aksi nya dan menuntut agar pihak Perusahaan Pema Global Energi (PGE) segera melakukan tindakan dan segera melakukan tindak lanjut terkait dengan semburat lumpur tersebut.
Dan memberikan kompensasi kepada masyarakat sekitar dan segera melakukan koordinasi dengan pemerintah desa setempat , karena akibat kejadian tersebut warga tidak bisa ke sawah , hal itu disampaikan Khairil Anwar selaku Koordinator Aksi.
Untuk diketahui sebelumnya pagar PGE tersebut di bentangkan tenda diduga kuat agar masyarakat tidak bisa melihat semburan lumpur di dalam pagar.
Pada saat melakukan aksinya puluhan warga juga merobek tenda tersebut. Aksi tersebut selain di ikuti oleh kaum muda juga di ikuti oleh ibu, selain mengeluarkan semburan lumpur juga tercium bau gas yang menyengat.
Dan terlihat juga kaum ibu memegang Poster yang bertuliskan, “Pak Jokowi Tolong Kami, Kami Takut Desa Kami Tenggelam” dan berbagai Poster lainnya.
Geuchik Desa Teungoeh Badruddin yang dijumpai suaragarda.com di lokasi kejadian mengatakan masyarakat sekitar merasa was-was dengan semburan lumpur tersebut apalagi dengan kejadian yang dilihat diluar Aceh selama ini yang kita lihat di TV, yaitu takut amblas seperti lumpur Lapindo.
Menurut nya tadi pagi warga saat pergi ke sawah harus lari karena terdengar suara letusan, Kejadian ini sudah terjadi selama sebulan lalu namun yang paling parah tadi pagi yang terjadi sekitar pukul 07.00 WIB.
Aroma menyengat tercium setelah terjadi semburan dan kalau kita lama di sekitar tersebut maka akan terasa pusing menurut nya sebelumnya aroma menyengat tidak pernah tercium.
Dirinya berharap kepada pihak PGE untuk segera melakukan tindakan dan menutup semburan lumpur tersebut apalagi diseputaran ini , jalan sering digunakan warga sebagai akses antar ke pemukiman penduduk.
Sementara itu Agus Salim Relation coordinator PGE yang di Konfirmasi suaragarda.com menyampaikan bahwa kebocoran terjadi pada pipa yang mengalirkan gas dari cluster I ke cluster II.
“Saat ini pipa tersebut sudah ditutup (di lock) dan sedang dilakukan perbaikan oleh tim teknis PGE dengan terlebih dahulu mengeringkan sisa gas dan cairan yang terdapat di dalam pipa tersebut dan dirinya memastikan bahwa tidak ada semburan lagi”, Terang Agus.
Dirinya juga menghimbau kepada masyarakat jangan khawatir karena hal tersebut dipastikan tidak berbahaya. Bau yang ditimbulkan adalah bau lumpur yang keluar dari pipa dan akan segera habis. [IbnuSabil]